saya cinta dia

Selasa, 29 Juli 2008 | Labels: | 0 comments |

'sungguh, hanyalah dirimu yg aku cintai.. & sungguh ku kan disisimu hingga ku mati.. '

saya terkadang merasa takut menjadi tua.
membayangkan diri saya tertatih berjalan dgn kulit kering dan keriput cukup membuat saya melantunkan sebuah doa agar saya mati sebelum terlalu tua.
dan ketakutan saya yg paling dalam adalah ketika memikirkan tentang apakah saya masih bisa bersama dgn partner saya ketika usia senja telah merenggut keceriaan masa muda dgn segala romantismenya.
apakah dia masih berada disamping saya, merajut senja duduk di beranda rumah impian kami berdua.
saya mencintai partner saya, dan saya tidak pernah berpikir untuk meninggalkan partner saya.
bahkan disaat saya menangis tersedu sewaktu bertengkar dgn dia.
saya hanya ingin menghabiskan masa tua saya bersama partner saya, hanya bersamanya.
saya ingin bisa terus disisinya sampai saya kehilangan nyawa saya.
saat sedih, saat menangis, saat terluka, saat bahagia, saat tertawa saya ingin lewati hanya bersama dia.
dia, perempuan yg saya inginkan berada disamping saya seumur hidup saya.
dia, perempuan yg saya inginkan bisa memeluk saya dan mengusap setiap tetes airmata saya.
saya, hanya mencintai dia.
dia, perempuan yg sampai saat ini masih bertahan disisi saya.
dia, perempuan yg membuat saya mengerti arti mencinta.
dia, perempuan yg membuat saya kembali percaya akan cinta.
dia, perempuan yg mengembalikan semangat hidup saya.
dia, perempuan yg saya inginkan menjadi tua bersama2 saya.
sungguh,
saya cinta dia.

ga karuan

Jumat, 18 Juli 2008 | Labels: | 0 comments |

beberapa bulan yg lalu,sebelum bertemu dengan partner, saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan jatuh cinta sedalam ini pada se0rang perempuan.
saya memang sudah berhenti berharap pada s0s0k laki-laki semenjak tahun2 terakhir ini, tapi sumpah saya benar-benar tidak terpikirkan untuk mengisi hari-hari saya dgn ses0s0k perempuan.
tapi,perkenalan saya dengan partner saya benar-benar mengubah seluruh pemikiran saya.
dan saya pun jatuh cinta.
saya dan partner tinggal di pulau yg berbeda, kalimantan dan jawa.
terus terang ini merupakan salah satu tantangan terbesar bagi hubungan kami.
apalagi kami berdua masih kuliah walaupun telah bekerja dan gaji yg tidak seberapa itupun terkadang tidak lagi tersisa.
saya bekerja di sebuah NG0 yg bergerak di bidang pelayanan kesehatan dengan gaji dibawah standar UMR yg selalu habis tiap bulannya untuk membayar biaya kuliah saya beserta tetek bengek lainnya.
partner saya, bekerja menjadi tenaga pengajar di 2 lembaga pendidikan dan masih dibebani 0leh biaya kuliah serta berbagai cicilan.
karena itulah jarak ini terasa lebih membebani pikiran.
komunikasi lewat sms dan telep0n akhir2 ini sering terasa tidak dapat menghilangkan semua kerinduan.
partner sudah 2 x datang ke k0ta saya dan menguras isi tabungannya.
entahlah kapan kami berdua bisa bertemu lagi.
padahal kerinduan ini sudah tak tertahankan lagi.


' beibz,saya kangen kamu.. '

Jumat, 11 Juli 2008 | Labels: | 0 comments |

sayang,
aku sedang gundah
memikirkan cintaku yg teramat sangat
padamu dan juga kepada NYA
Dia yg menciptakanmu dan aku
Dia yg membuatku mencintaimu
dan
Dia yang melarang cinta kita

sayang,
aku mcintaimu
sungguh mcintaimu teramat sangat
dan yg bisa membuatku meninggalkan cintaku kepadamu
hanyalah cintaku kepada NYA
Dia yg menciptakanku
dan membuatku bertemu denganmu
karena cintaku padamu terlarang oleh NYA

p.s.: sbuah renungan dipagi hari
truntuk perempuanku....

jika saja saya bisa

Selasa, 01 Juli 2008 | Labels: | 0 comments |


Entah mengapa saya tertarik dengan makna cincin sebagai bentuk nyata sebuah komitmen terhadap partner.Mungkin bagi sebagian orang, termasuk partner saya, sebentuk cincin tidaklah bermakna sedalam itu. Tapi bagi saya sebentuk cincin, tanpa memandang harganya, bermakna sangat dalam. Cincin melambangkan keberanian untuk berkomitmen untuk memberikan seluruh ruang hati kita terhadap partner kita, tanpa perlu mencari celah-celah terkecil untuk diberikan kepada orang lain selain partner. Mungkin karena kemungkinan untuk menikah dengan partner tidak ada, maka saya menganggap cincin sesakral itu.
Akhirnya partner saya memberikan sebentuk cincin sederhana yang terbuat dari emas putih. Dia memberikan sebuah cincin yang telah lama saya idam-idamkan disertai dengan sebuah permintaan untuk terus bersamanya selamanya. Dan saya tidak menemukan kata-kata serta tindakan yang lain selain sebuah anggukan serta kata ‘iya’. Momen ini adalah momen terindah dalam hidup saya. Dan jika saja saya mempunyai banyak keberanian, tentu akan saya ceritakan hal indah ini kepada semua orang. Saya akan mengatakan bahwa dialah perempuan yang saya cintai, perempuan yang saya pilih untuk menjalani hidup bersama. perempuan yang akan menemani saya di waktu senja. Dia perempuan yang mengisi setiap relung hati saya dengan cintanya. Dia perempuan yang meminta saya untuk hidup bersamanya. Jika saja saya bukan seorang perempuan juga. Jika saja ….
Namun saya tidak akan menyesali semua ini. Saya tidak sakit, saya hanya jatuh cinta. Seperti perempuan lain pada umumnya, hanya saja saya jatuh cinta kepada seorang perempuan.
Perempuan ini, perempuan yang saya sayangi setengah mati ini sebenarnya bukan tipe perempuan yang menarik secara fisik. Dia tidak cantik, tapi dia mampu membuat saya betah ngobrol berjam-jam dengannya, ngobrol apa saja. Dia juga mampu membuat saya menangis dalam bahagia saya, dan tertawa dalam duka saya. Dia mampu menjadi apa saja untuk saya, dia bisa menjadi sahabat, teman curhat, teman menggila, pacar, kekasih, bahkan ibu saya. Itulah yang membuat saya mengilainya dan menyayanginya teramat sangat. Perempuan ini mampu membuat saya merasa aman dan nyaman dalam pelukannnya. Dia bisa membuat saya menjadi diri saya sendiri tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain di hadapannya. Perempuan ini tidak kaya, tapi dia mau bekerja keras untuk memperbaiki kehidupannya. Perempuan ini adalah perempuan yang saya sayangi teramat sangat, walaupun saya belum bisa memastikan masa depan saya dengannya akan berakhir bahagia. Perempuan ini adalah perempuan yang istimewa di mata saya.
Saya terkadang merasa tidak adil terhadap diri saya sendiri dan juga dirinya sebagai partner saya. Saya masih begitu tertutup dalam beberapa hal, saya belum mampu jujur, bahkan pada diri saya sendiri. Jauh didalam lubuk hati saya, sebenarnya saya sering mengangankan tentang hidup bersama dengan partner saya. Benar-benar hidup bersama dalam satu rumah, membagi seluruh keluh kesah, canda tawa, serta airmata. Betapa terkadang saya memimpikan bisa terbangun pada pagi hari disamping dia dan melihat senyum hangatnya sebagai sarapan saya mengawali hari-hari yang melelahkan. Dan kemudian berkesibukan masing-masing demi menggerakkan roda perekonomian kehidupan kami dan demi mengepulnya asap dapur rumah kami yang sederhana. Setelah itu mengakhiri kepenatan hari dengan seutas senyum damai sambil menghangatkan malam dan mengurai sebentuk mimpi.
jika saja saya bisa mewujudkan itu semua..
jika saja...